I. Pendahuluan
Pengertian
Kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal
dengan ilmu tentang memimpin.Sesuai dengan perkembangan jaman, dibutuhkan
perkmangan dari pola kepeminpinan untuk dapat mengorganisir organisasi sesuai
dengan tujuannya. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji
tentang leadership dengan
berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Leadership tidak hanya
dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.Kepemimpinan
merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan
rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
(Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan
adanya beberapa kesamaan.
II. Teori
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah
laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok. Usaha untuk meningkatkan efektifitas organisasi atau kelompok harus
dimulai dari belajar, tidak hanya bagaimana melatih pemimpin secara efektif,
tetapi juga membangun lingkungan organisasi dimana seorang pemimpin bisa
bekerja dengan baik.
Lebih lanjut menurut Prasetyo (p.28), gaya kepemimpinan adalah cara yang
digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku
kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai
dengan apa yang dia inginkan. Selain itu menurut Flippo (1987), gaya
kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (p. 394).
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa
pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu
permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal ini sebagaimana
menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi
tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan
ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi.
Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh
pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi
baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan- peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus
ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama
dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan
bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut
serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan
penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan
pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin
dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah
seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul
dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan
adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang
bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di
antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia
ikur berkecimpung.
Teori-Teori Kepemimpinan
Kreiner menyatakan bahwa leadership
adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak
buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi
individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan
diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa
mempengaruhi perilaku orang lain.
Genetic Theory
Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak
perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari
orang tuanya.
Traits theory
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter
pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan
fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut
judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju
Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni
delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api,
angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.
Behavioral Theory
Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para
peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai
cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa
yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara
efektif.
a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an.
Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang
menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya
dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.
b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership
yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi
7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.
c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style
matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya
dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan,
mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku
pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan
bawahannya.
Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State
University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi
kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan
consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan
memakai istilah job-centered dan employee-centered.
d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan
melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.
Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran
lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.
Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki
karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding
teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi
orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung
pada kebutuhan dan situasi
Situational Leadership
Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori
yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif
akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan
menerapkan secara tepat.
Gaya Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan ini mengitamakan ketaatan pada peraturan. Setiap anggota atau
bawahan yang berada pada wewenangnya harus mengikuti dan menjalankan aturan
yang berlaku pada kepemimpinannya. Kompromi adalah cara untuk menyelesaikan
masalahnya. Gaya Kepemimpinan Permisif
Gaya kepemimpinan ini mengutamakan
kebersamaan dan kepuasan terhadap anggotanya. Apabila kepuasan telah tercipta
maka akan menyebabkan suasana yang kondusif pada lingkungan kerjanya.
Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan ini mengharuskan
sang pemimpin untuk terjun langsung pada masalah yang ada. Dengan demikian,
motivasi untuk anggota terasa sedemikian besar. Masalah yang ada adalah
lambannya pekerjaan yang ada.
III. Pembahasan
Kepemimpinan adalah fondasi
terpenting sebuah organisasi. Kepemimpinan berbicara tentang bagaimana
seseorang dapat mempengaruhi dan menginspirasi orang lain—bagaimana seseorang
bisa membuat orang lain mau belajar dan bekerja ekstra dengan ikhlas. Banyak
orang mengatakan, kemampuan memimpin berhubungan dengan bakat, tetapi yang
pasti, kepemimpinan adalah keterampilan yang perlu dilatih—bukan
hanya dipelajari ilmu dan teorinya.
Seorang pemimpin berbeda dengan
manajer, meskipun keduanya sama-sama memahami bisnis organisasinya dengan baik.
Seorang pemimpin bertanggung jawab dalam menciptakan visi organisasi, konsep
bisnis, rencana, serta program untuk mencapai target organisasi. Sementara
manajer bertanggung jawab dalam penerapan dan pencapaiannya.
Ada perbedaan mendasar antara
pemimpin dan manajer. Seperti yang sering kita dengar, “A manager does things
right. A leader does the right things.” Manajer bertugas membuat pekerjaan
menjadi efisien, sementara pemimpin membuat pekerjaan menjadi efektif.
Manajemen berbicara tentang “bagaimana”, sementara kepemimpinanberbicara
tentang “apa dan mengapa”. Kepemimpinan melakukan inovasi, sementara
manajemen menerapkan aturan. Manajemen berhubungan dengan sistem, kontrol,
prosedur, struktur, serta kebijakan; sedangkankepemimpinan berbicara tentang
manusia dan tentang kepercayaan.
Kepemimpinan bersifat kreatif,
adaptif, dan berhubungan dengan ketangkasan. Kepemimpinan melihat jauh ke
depan dan dari luar organisasi, bukan hanya di permukaan dan di dalam
organisasi. Secara singkat, ada lima peranan penting seorang pemimpin dalam
organisasi, yakni:
Menciptakan visi
Membangun tim
Memberikan penugasan
Mengembangkan orang
Memotivasi anak buah
Menciptakan Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat
visi bagi organisasinya. Visi adalah pernyataan tentang cita-cita
organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah
organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang berbeda-beda, sehingga
dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam organisasi. Visi akan
membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi tantangan perusahaan.
Membangun Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih
orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah
memilih anggota tim, tidak ada salahnya jika pemimpin meluangkan waktu untuk
mewawancarai calon karyawan yang akan direkrutnya.
Mengalokasikan Tugas
Pemimpin yang baik mengenal anak
buahnya dengan baik. Dia dapat menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang
yang mumpuni pada posisi yang tepat sesuai dengan kompetensinya. Pemimpin yang
baik akan mengalokasikan tugas bagi anggota timnya sesuai dengan keahlian
dan passion mereka masing-masing.
Mengembangkan Orang
Jaman telah berubah. Dulu, banyak
orang yang setia bekerja di satu tempat untuk waktu yang lama. Tetapi sekarang,
banyak orang tidak ragu untuk berpindah-pindah tempat kerja karena merasa tidak
bisa berkembang di suatu tempat. Mereka ingin belajar dan menjadi lebih pintar.
Seorang pemimpin harus memahami hal tersebut. Ia harus bisa membaca potensi
orang-orang yang dipimpinnya, serta mengembangkan kemampuan
dan valuemereka.
Memotivasi Anak Buah
Tim yang bersemangat adalah kekuatan
bagi organisasi yang sehat. Untuk menjaga semangat tim, pemimpin harus dapat
menginspirasi dan memotivasi anak buahnya. Tim yang bahagia dan bersemangat
pasti mau bekerja keras dan berusaha maksimal demi mencapai target dan
kesuksesan organisasi.
Referensi
Maxwell, John C., Mengembangkan
Kepemimpinan di Dalam Diri Anda(terjemahan), Jakarta: Binarupa Aksara, 1995.
A.Judge. Timothy dan Stephen P.
Robbins. 2008. Prilaku Organisasi, Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Hlm:
45